SCENE 1
Suatu hari ada seorang mahasiswa yang bernama karyo sedang menghabiskan liburan semester hanya berdiam diri di kos . Sebagai mahasiswa “cowok” kos Karyo terbilang tertata cukup rapi, banyak foto-foto wanita cantik di kamarnya. Indira Ginanjar salah satunya, ia merupakan artis idola yang membuatnya tak bisa tidur jika membayangkannya. Karyo merupakan seorang yang humoris dan berimajinasi tinggi. Suatu ketika ia merasa jenuh karena liburan panjang hanya di kos saja, ia pun berniat untuk liburan.
Karyo :” sumpah bosen gelaaaa ...” ( sambil menggeliat ) “ enaknya kemana ya ? Eropa ? sudah tuh ! Amerika ? sering !!“ mending nanya mbah google aja.
Setelah itu karyo memutuskan untuk pergi ke prambanan. Keesokan harinya karyo berpamitan pada pacarnya.
Karyo :” halo sayang, lagi apa?”
Indri :”halo juga saying, lagi duduk-duduk aja ni”
Karyo :”sayang jadi ke eropanya?”
Indri :”jadi doong, emang kenapa?”
Karyo :”gini, kayaknya aku nggak bisa nemenin kamu kesana deh, aku mau pergi juga. Gimana dong?”
Indri :” lhoh sayang mau kemana?”
Karyo :”aku mau keprambanan”
Indri :”hah? Prambanan?”
Karyo :”emang kenapa? Salah ya?”
Indri :”engga si yaudah deh”
Karyo :”sayang nggak marah kan?”
Indri :”enggak”
Karyo :”yaudah yang penting sayang hati-hati disana ya?”
Indri :”iya sayang”
Karyo :”dah sayang”
Karyo lalu bergegas mencari mang pir yang notabene adalah supirnya
Karyo :”mang ayo siapin mobil”
Mang pir :”lho mau kemana tho den?”
Karyo :”ke prambanan, udah ayo cepet”
Mang pir :”lho kok tumben ke prambanan?” (mang pir heran)
Karyo :”emang salah ya?”
Mang pir :”ya enggak si den”
Karyo :”yasudah, cepet siapin mobil”
Mang Pir :”baik den”
SCENE 2
Sesampainya di Prambanan.
Karyo : ”Mang , bukain pintunya dong ! Capek nih ...” ( ucapnya sesampai di Prambanan dengan nada manja )
Mang Pir : ” inggih , den “( sambil mengangguk lalu keluar membukakan pintu Karyo )
Setelah dibukakan pintu oleh Mang Pir , Karyo segera keluar dan ternganga akan keindahan Candi Prambanan .
Karyo : ” Subhanallah , apik tenan jhon ! Menara eiffel ? Lewat ! Big bang ? Jauh ! Tembok Cina ? Kelindes Bos ! Awesome ckck” ( dengan logat Brebes yang kental )
Karyo pun berjalan menuju Candi Prambanan sambil menikmati pemandangan di sekelilingnya . Di belakang Karyo terdapat dua perempuan yang sedang memperhatikannya dan berbisik-bisik seakan penuh tanya.
Ike : ” Ta ada mangsa nih ! “ ( sambil tersenyum )
Tita : ” Apaan sih ? Lagi sibuk , please ! “
Ike : ” Tuh ada cowok keren loh . Pake pengawal pula, pasti tajir nih ! hehe .. ( sambil cengengesan )
Tita : ” hah yang bener ?” ( mulai tertarik ) “ mana-mana ? “
Ike : ” Itu tuh depan“ (sambil menunjuk ke arah karyo)
Tiba-tiba Karyo menoleh ke arah mereka berdua . Sontak mereka berdua terkejut merasa “geli” dengan tampang Karyo, tetapi saat mang Pir yang menoleh mereka terkagum-kagum dengan kegantengan mang Pir.
Tita : ”ihhh,,, ganteng bangeeet !!!, pake pengawal pula, tapi pengawalnya jelek amat ya”
Ike : ”iyaaa, ganteng banget !!!”.
Ketika Karyo dan mang Pir menoleh ke belakang sambil berjalan tiba-tiba Karyo tersandung dan menabrak seseorang.
Karyo : ”Huaduh ?!!” (jatuh dan berpegangan kepada orang yang ditabraknya)
“Kamu ??? “(terkejut dan saling bertatapan dengan orang tersebut)
Ternyata seseorang itu adalah Eko, temannya saat duduk di bangku Taman Kanak-kanak.
Karyo : ”Eko ???”
Eko : ”Karyo??”
Karyo : “Piye kabare Jhon??”
Eko : ” Apik-apik mas bro!”
Karyo : ”Ngapain disini?”
Eko : ” Aku jadi tourguide..”
Karyo : ”Oalah.. Yowes kowe jadi tourguideku aja. Temenin aku keliling-keliling. Eh omong-omong Indira Gandi syuting neng kene tho?”
Eko : ”O yowess... Iyo jhon, mbake sing ayu dewe syuting neng kene. Kowe arep melu casting ta ?”
Karyo : ”Ora Jhon, ora arep melu casting. Arep ketemu Indira Gandi , gadis pujaan hati… hehehe ” (sambil tertawa kecil)
Eko : ”O yowes-yowes, ayo mlebu!”
SCENE 3
Di Candi Prambanan...
Akhirnya mereka masuk ke komplek Candi Prambanan..
Karyo : ” Jhon, Sejarah terbentuknya Candi ini gimana sih ?” (tanya Karyo kepada Eko sambil berjalan mengelilingi komplek candi)
Eko : ”Jadi begini ceritanya. Zaman dahulu kala ada seorang raja yang bernama Bandung Bondowoso. Ia ingin mempersunting seorang putri raja dari Kerajaan Prambanan yang bernama Roro Jonggrang. Sayangnya tidak semudah itu. Roro Jonggrang memberi persyaratan kepada Bandung Bondowoso untuk membuatkan seribu candi dalam waktu semalam”. (sambil mendengarkan, Karyo membayangkan dirinya sebagai Bandung dan Indira Gandi sebagai Roro Jonggrang)
Bandung : ”Wahai Roro Jonggrang, maukah kau menjadi istriku?”
Roro : (Roro Jonggrangpun bingung ingin menjawab apa )”Boleh saja kau mempersunting ku, asalkan kamu mampu memenuhi satu syarat dariku.”
Bandung : ”Apakah itu? “
Roro : ”Buatkan aku seribu candi dalam satu malam!”
Bandung : ”Hahahahahaha..... Kamu bercanda ???, Mbok jangan seribu to.. “
Roro : ”Lha mintamu piro?”
Bandung : ”10 waee..”
Roro : ”Ooo.. Tidak bisaa~”
Bandung : ”Lha pas e piro..?”
Roro : ”Yowes 10⁷-10⁴+1, discount 1 = 1000.. Wes pas kuwi, gak bisa ditawar lagi” (menghitung dengan kalkulator)
Bandung : ”Podho ae kuwi jhon, ente emang.. Yowis... Tak turuti permintaanmu! Akan kubuktikan cintaku padamu!” (sambil mengepalkan tangan dan menepukkan ke dadanya)
Roro : ”Yowes, hus hus” (mengusir)
Bandung pun pergi meninggalkan Roro Jonggrang. Sesaat setelah Bandung pergi meninggalkan Roro, Bandung duduk berdiam diri dibawah pohon sambil berfikir.
Bandung : ”alamaaaak, piye iki, sewu candi? Aaaaa, pusing-pusing“.. 9sambil garuk-garuk kepala)
Tiba-tiba Bandung teringat pada jin yang pernah ditaklukannya. Bandung lalu memanggil jin itu kembali untuk membantunya membuat 1000 candi dalam semalam.
Bandung : “bumi gonjang ganjing, langit kelap kelip, jin kliwar kliwir, haaahh!! “
Seketika itu juga muncullah jin yang dipanggil oleh Bandung.
Jin : ”heh, ngaget-ngageti, lain kali mas ya, kalo mau manggil itu telfon dulu, hmm plis deh”.
Bandung : “ya sorry mas bro, kan ini ceritanya lagi dadakan gitu”.
Jin : “weleh, ono opo tho yo?”.
Bandung : ”jad begini ceritanya, pada suatu hari (tiba-tiba Bandung berhenti berbicara karena dipotong oleh jin)
Jin : ”sek sek, to the point wae lah, jangan terlalu mengumbar cerita, nanti menimbulkan gossip”.
Bandung : "kan mendramatisir om. Jadi intinya” (dipotong kembali oleh jin)
Jin : ” sek sek, kupingku gatel”. (sambil menggaruk telinganya) yo sampun.
Bandung : “sampun? Nggih sampun, aku pulang.”
Jin : ”lho piye tho jadi bantuan ngga sih, ih bête deh.” (sambil cemberut)
Bandung : ” oiyo lali om jin, haha. Jadi maksud dan tujuan saya memanggil anda adalah untuk membantu saya membuat candi yang cantik dan berjumlah 1000 dalam 1 malam, ga kurang ga lebih. Ok om? Oke lah, bisa om? Bisa lah?”
Jin : “waaani piro?”.
Bandung : ” lho too om jin jahat og, “(sambil memasang muka sedih)
Jin : ” yowe yowes ojo nesu, kapan?”
Bandung : “sekarang now sakniki!! Yo lets go.”
Jin : ” sekarang? Aku durung gawa peralatan perang lho “ (bingung)
Bandung : “bangun candi woy bukan perang. “
Jin : ” oiyo, hehehe yo capcus.”
Akhirnya mereka mulai membuat candi untuk Roro Jonggrang. Tetapi disisi lain Roro mulai kebingungan.
Roro : “duh gimana nii, aku takut”. (keluh Roro kepada dayang)
Dayang : “takut apa tho Roro?”
Roro : “takut sama kamu, ya takut sama Bandung lah, kalo sampe dia bisa bikin 1000 candi kan otomatis aku harus jadi istrinya, otomatis juga nanti aku punya suami yang tampangnya 11 12 sama itu tu artis yang rambutnya pirang, siapa namanya aku lupa.
Dayang : “oooo justin bieber?”
Roro : “ngawur, kegantengan, itu lho yang seneng ngomong PRIKITIEW.”
Dayang : “oohh si Sule ??.”
Roro : “yak tul, nah otomatis kan anakku nanti juga mesti ada unsure dari bapaknya, aku ndak mauuuu” (sambil merengek)
Dayang : “trus roro maunya apa?”.
Roro : “aku nggak mau nikah sama dia, maunya sama Nicholas Sipatra. Titik. Bantu aku gagalin Bandung ya yaaang, yayaya? Dayang baik deh (sambil merayu dayangnya)
Dayang : “oke-oke, sekarang yang harus kita lakukan adalah mencari peta”.
Roro : “ loh,, kok peta?”
Dayang : “eh salah, kita harus cari cara”.
Roro : “taraaaaa, aku punya ide, haha, sini mau dibisikin ga?”. (sambil melambaikan tangan ke Dayang)
Dayang : “mau mau, apa?”
Roro : “eit tak boleh la tak boleh (dengan logat upin ipin) iya iya, bawa sini telinganya, tapi ini rahasia yaa.. sssst
Dayang : iyaa, ni (sambil menyodorkan telinganya)
Roro : (membisikan idenya ke dayang)
Dayang : “ooooo… jadi kita mau buat pagi buatan ni critanya. Okelah aku bangunin penduduk perempuan sek ya, biar pada numbuk padi sekalian bakar jerami dideket kandang ayam, gitu kan idenya?”
Roro : “iya deh (sambil bingung karena dayang malah membeberkan ide rahasianya)”.
Dayang mulai mebangunkan warga dan segera menyuruh mereka untuk menumbuk padi dan membakar jerami didekat kandang ayam yang seakan-akan pagi telah tiba. Seketika itu juga para jin kalng kabut, mengira bahwa pagi sudah tiba. Merekapun menghentikan kegiatannya, dan langsung kembali ke alamnya. Padahal candi belum mereka selesaikan. Bandung terbangun dan tekejut ketika melihat para jin sudah lenyap padahal pekerjaan mereka belum selesai.
Bandung : “oalahhh dasar jin geblek,, pekerjaan belum selesai main pergi saja.. awas nanti tak bikin dendeng kalian, hemm tepaksa aku harus berbohong pada Roro”.
Roro : “wahai Bandung, mana janjimu??, apa kau sudah memenuhi persyaratan dariku?”.
Bandung : “Lihatlah roro lihatlah, aku telah berhasil membuat 1000 candi untukmu dalam waktu semalam. Jadi? Kita nikah? Aseeeek.
Roro : “jangan senang dulu. Bentar ya saya itung dulu. (sambil memencet-mencet tombol kalkulatornya). Oo sorry ya, kurang satu tuh, jadi kita batal nikah deh”.
Bandung : “ora isoo, aku wis gawe 1000 candi, itung maneh! (bandung mulai emosi)
Roro : “nyoh ki lho diitung nganggo kalkulator”. (sambil memberikan kalkulator ke Bandung)
Bandung : (menghitung dengan kalkulator) “oiyo kurang siji. Bisalah Roro kurang satu ini,, nanti kalau kita sudah menikah aku buatin satu lagi deh,, hehehe
Roro : “tidak bisa bandung, perjanjian awal adalah 1000, pokoknya tidak bias, titik!”.
Bandung : “setelah susah payah kubuatkan 999 candi Cuma ini balasanmu ???. baiklah, kalau kamu tidak mau menikah dengan ku tak mengapa.. mending ku jadiakan sajaa kamu sebagai pelengkap 1000 candi ini. Bim salabim jadi apa prok-prok-prok, tolong di bantu yak..”
Gruduk-gruduk….
Roro : aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!
Seketika itu juga roro berubah menjadi candi yang ke1000.
Scene 4
eko : “jadi gitu sejarahnya ya. (sambil menoleh ke karyo) yo, karyo, KARYOOOO!!! (berteriak ke karyo karena Karyo masih belum kembali dari alam halusinasinya)
Karyo : “aku ganteng”.
Eko : “hah?”
Mang pir : ”Den, Den Karyo” (berteriak sambil mengejar karyo).
Karyo : (masih belum sadar)
Eko : ”yo, karyo, dipanggil itu lho”
Mang pir : ”den,”
Karyo : ”eh, kenapa mang?”
Mang pir : ”ini den, tadi nyonya besar telfon nanya aden dimana. Ya trus saya jawab aja lagi di prambanan, eh malah marah-marah”
Karyo :”yah mamang kog bilang lagi di prambanan si, ah mamang payah ni”
Mang Pir :”maaf maaf den, maaf”
Sesampainya dirumah. Karyo langsung menelfon pacarnya dan meminta putus karena tidak ingin hubungannya nanti terjadi seperti Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang.
Do you like this article? Share It!
0 komentar to "Skenario"
Universitas Diponegoro
Fakultas Teknik
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Posting Komentar